Jumat, 12 Juli 2013

PEDULI HALAL, MENUJU KEHIDUPAN YANG BERKAH DAN SEHAT



Mau sehat? Makanlah makanan yang bergizi dengan porsi yang seimbang. Mau cantik? Pakailah kosmetika yang aman dan tidak mengandung zat berbahaya. Himbauan tersebut sudah sering kita dengar. Namun, sebagai seorang muslim, cukupkah dengan standar makanan bergizi dan aman saja agar hidup sehat? Atau ada hal yang lebih penting, dari sekedar makanan brgizi dan kosmetika aman?
Tulisan ini akan mengupas soal pentingnya halal dalam produk produk yang kita konsumsi, bagi kehidupan kita, mengapa seorang muslim harus peduli halal dan bagaimana merelisasikan konsep  halal sebagai lifestyle masyarakat kita.

MENGAPA HARUS HALAL?
            Sebagai seorang muslim, kita menyadari bahwa, standar baik-buruk, terpuji-tercela adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, termasuk dalam hal apa apa yang kita konsumsi. Makanan dalam islam tidak hanya sekedar bergizi semata, tapi lebih penting dari itu adalah makanan harus halal, baik dari segi benda maupun cara memperolehnya.Allah SWT telah menetapkan aturan tentang makanan dalam surat al baqarah ayat 168 yang artinya: “ wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
            Ibnu Abbas telah meriwayatkan bahwa, ketika dibacakan ayat di atas, Sa’ad bin Abi waqqas berdiri lalu berkata:” Wahai Rasulullah s.a.w. sudilah kiranya Engkau menjadikan diriku orang yang diperkenankan doanya.” Maka rasulullah SAW menjawab;”Wahai sa’ad, makanlah makanan yang halal, niscaya do’amu diperkenankan. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya seseorang yang memasukkan sesuap makanan haram ke dalam perutnya, benar benar tidak akan diperkenankan do’anya selama empat puluh hari. Siapa saja di antara hamba Allah dagingnya tumbuh dari makanan haram dan hasil riba, maka neraka lebih utama baginya”.
            Allah SWT juga berfirman dalam surat Al baqarah ayat 172: “ Hai orang orang yang beriman,makanlah di antara rezeki yang baik baik”. Kemudian rasulullah s.a.w. menceritakan seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan wajahnya kotor penuh dengan debu menadahkan tangannyake langit seraya berseru: “ ya  Robbku, yaa Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram,dan dia juga diberi makan dari jalan yang haram. Dengan demikian, bagaimana Allah akan mengabulkan doanya? ( HR Muslim)
            Oleh karena itu status produk yang kita konsumsi apakah itu makanan, minuman, pakaian, kosmetika yang halal menjadi sebab diperkenankannya doa dan terhindar dari neraka. Sebagai hamba, ketika doa kita diabaikan oleh Allah, lalu kepada siapa kita meminta? Padahal Allahlah yang menggenggam jiwa kita. Allah lah pemilik rizki yang akan dibagikan kepada hamba- hambaNya. Allah lah yang mengaruniakan kesehatan bagi manusia. Allah lah yang mengaruniakan keberkahan dlam kehidupan kita. Allah jualah yang memiliki segala ke-Maha-an yang tidak pernah dimiliki oleh hamba-hambaNya.
            Sebagai hamba yang lemah sudah semestinya kita senantiasa taat dengan segala sesuatu yang Allah tetapkan, karena dengan itulah Allah membahagiakan manusia, dan membuat manusia hidup penuh harmoni. Menjauhkan diri dari produk yang haram adalah suatu keharusan, agar kita tidak tergolong orang yang mengikuti langkah syetan, karena syetan adalah musuh yang akan mengajak kita menjatuhkan diri dalam kehinaan dan panasnya api neraka
                                       
APA ITU HALAL, APA ITU THOYYIB
            Halal dalam makna bahasa berasal dari kata halla yang artinya terlepas atau tidak terikat. Sedangkan secara syar’i,  halal artinya sesuatu yang dibolehkan oleh allah SWT dan aman bagi kehidupan dunia dan akhirat pelakunya. Adapun makna haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh Allah. Jika dilakukan akan mendapat kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat.
            Nah, berkaitan dengan produk yang kita konsumsi, Allah telah menentukan sedikit saja hal yang diharamkan. Sebagaimana dalam al qur’an surat al Baqarah ayat 173: ” sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi,dan daging hewan yang disembelih dengan ( menyebut nama) selain Allah”. Demikian pula dalam QS Al Baqarah ayat 219 dijelaskan:” Mereka bertanya kepadamu ( Muhammad) tentang khamr dan judi, katakanlah,” pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya”. Dalam QS Al maidah ayat 3 disebutkan: “ Diharamkan bagimu ( memakan ) bangkai, darah, daging babi, ( daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh ditanduk,dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih dan yang disembelih untuk berhala.
            Selain dari alqur’an ada juga larangan mengkonsumsi yang diharamkan tersebut dalam al hadits, seperti binatanng menjijikkan,binatang yang tidak boleh dibunuh, binatang buas bertaring, binatang berkaki penerkam dan keledai jinak.
            Jika lihat dari dalil dalil tersebut, nampaknya hanya sedikit saja yang diharamkan.
            Adapun tentang makna Thoyyib, Allah SWT berfirman dalam Qs Al Maidah ayat 88 yang artinya: “ Dan makanlah makanan yang halal lagi Thayyib ( baik) dari apa yang telah dirizkikan kepadau dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya”. Allah telah memerintahkan kita untuk mengkonsumsi bukan hanya yang halal saja tapi juga thoyyib agar hidup kita berkah, sehat dan terhindar dari hal- hal yang membahayakan tubuh kita.Bahkan perintah ini disejajarkan dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang jelas dan tegas.
            Adapun kriteria makanan yang baik  (thoyyib) setidaknya ada 4 hal, yaitu:
  1. Bergizi seimbang; mengandung zat yang diperlukan tubuh seperti karbohidrat, lemak, vitamin, protein, mineral dan serat. Sedangkan seimbang artinya mengandung nilai gizi yang proporsional sesuai kebutuhan tubuh.
  2. Higienis; tidak kotor dan terhindar dari kuman dan parasit yang berbahaya seperti salmonella dan cacing, juga sisa sisa pestisida yang menempel pada makanan bisa tereleminasi.
  3. Memasak yang benar; agar kuman dan parasit yang masih terbawa dalam makanan bisa mati tetapi juga tidak merusak kandungan gizi pada makanan karena dimasak terlalu lama.
  4. Hindari zat zat berbahaya; makanan sehat cirinya segar dan alami.Hindari makanan yang mengandung zat aditif  kimia berbahaya seperti pengawet, pewarna, perasa  dan pemanis sintetik.
Demikian pula kriteria thoyyib pada produk lain yaitu kosmetika dan obatpun mengharuskan terhindarnya produk dari bahan aditif yang membahayakan tubuh.

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PANGAN, OBAT DAN KOSMETIKA
            Perkembangan teknologi adalah tuntutan jaman, ketika manusia menginginkan kehidupan yang semakin mudah dan nyaman. Termasuk  didalamnya adalah  perkembangan teknologi pangan, obat dan kosmetika. Perkembangan teknologi yang demikian pesatnya memunculkan produk produk baru yang secara kasat mata seperti tidak bermasalah, namun secara substansial telah banyak mengalami percampuran bahan tambahan yang tidak jelas kehalalannya.
            Nah, hukum Allah berlaku sepanjang kehidupan manusia  dan dimanapun, termasuk di era teknologi yang demikian pesatnya. Dalm dunia pangan, obat dan kosmetika masakini, tuntutan untuk instan, tahan lama, dan menarik menyebabkan adanya bahan pembantu dan tambahan pada produk. Dalam dunia pangan, bahan tambahan tersebut dinamakan BTP ( Bahan Tambahan Pangan). BTP adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja pada makanan dalam jumlah kecil dengan tujuan memperbaiki penampakan, citarasa (  flavor), tekstur,dan memperpanjang daya simpan, juga meningkatkan nilai gizi, seperti protein,mineral dan vitamin. BHP ini ada yang alami dan ada yang buatan.  Nah, persoalannya adalah apakah bahan tambahan tersebut halal? Contohnya obat batuk. Dia terbuat dari campuran beberapa zat kimia yang jika disatukan akan menggumpal.oleh karena itu dibutuhkan pelarut agar tidak menggumpal. Bahan pelarut pada umumnya adalah alkohol. Pertanyaannya, apakah alkohol yang digunakan tersebut termasuk khamr yang diharamkan atau tidak? Disinilah letak titik kritis kehalalan produk yang mesti disadari oleh ummat.
                         
TIPS MENCARI DAN MENGKONSUMSI PRODUK HALAL
            Adalah hal penting dan mendasar bagi kita umat muslim untuk memahami batasan halal dan haram sebagai pijakan untuk menjalankan gaya hidup halal di kehidupan sehari hari. Nah apabila kita sudah mengetahui batasan makanan dan minuman apa saja yang diharamkan oleh Allah, selanjutnya adalah bagaimana kita bisa mendapatkan makanan dan minuman yang halal ditengah ribuan bahkan jutaan produk yang tersedia dipasaran.
            Ini adalah permasalahan besar bagi kaum muslimin, dengan  kondisi saat ini yang masih belum memiliki sumber sumber keilmuan untuk melakukan riset sendiri, produksi sendiri berbagai macam kebutuhan makanan, minuman, kosmetika serta obat obatan, sehingga terjaga kehalalannya.
            Maka setidaknya ada tiga kunci yang perlu kita miliki untuk mendapatkan konsumsi yang halal, yaitu:
  1. Knowing; mengetahui apa yang halal dan haram. Tentunya ini memerlukan media baik online maupun offline. Halal Corner jawa Timur merupakan salah satu komunitas bagian dari Halal Corner yang  menyadari pentingnya proses knowing ini bagi masyarakat, dengan memberikan informasi tentang halal kepada masyarakat.
  2. Finding; dengan cara mencari produk produk yang telah bersertifikat halal. Mengapa? Hal ini sangat membantu masyarakat dalam memilih produk halal dengan keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang proses dan bahan substansi suatu produk.  Disinilah perlunya sinergi yang baik antara MUI sebagai lembaga sertifikasi halal dengan komunitas yang membantu melakukan edukasi halal ke masyarakat. Be smart, umat islam harus cerdas dan kritis demi kemaslahatan mereka sendiri. Mari kita bersinergi memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat dengan halal. Para produsen makanan dan minuman serta obat maupun kosmetik harus sadar tentang besarnya tanggung jawab mereka di hadapan Allah nanti jika sampai tidak teliti terhadap barang yang mereka produksi dan distribusikan. Pun kita harus bahu membahu melakukan amar ma’ruf nahy munkar ketika ada produsen produsen nakal yang membodohi ummat dengan produk haram.Disinilah letak perjuangan kita sebagai mutiara ummat yang mengembalikan kebaikan islam dan ummatnya.
  3. Keeping; menjaga kehalalan dalam keseharian kita. Kita harus senantiasa bersikap wara’ atau hati hati. Semaksimal mungkin menghindari yang haram dan subhat didalam mengkonsumsi suatu produk. Mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara.

KHATIMAH
            Kami dari Halal Corner Jawa Timur,  sebagai bagian dari ummat yang mulia ini mengajak kepada semua lini dari kaum  muslimin, termasuk dari ormas islam, MUI,UKM dan pemerintah, mari bersinergi mewujudkan lifestyle halal di masyarakat kita, agar kelak kita dapat berhujjah dengan tegaknya lutut kita dihadapan Allah bahwa kita telah melakukan suatu upaya perbaikan bagi masyarakat yang menjadi tanggung jawab kita semua. Semoga Allah meridloi langkah kita. Aamiin
Wallaahu a’lam bisshowab

disarikan dari makalah " Peduli Halal" oleh Ustdz  Indah Rahma Zaida pada acara Kajian Halal Aisyiyah kab. Sidoarjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar