Mau
sehat? Makanlah makanan yang bergizi dengan porsi yang seimbang. Mau cantik? Pakailah
kosmetika yang aman dan tidak mengandung zat berbahaya. Himbauan tersebut sudah
sering kita dengar. Namun, sebagai seorang muslim, cukupkah dengan standar makanan
bergizi dan aman saja agar hidup sehat? Atau ada hal yang lebih penting, dari
sekedar makanan brgizi dan kosmetika aman?
Tulisan
ini akan mengupas soal pentingnya halal dalam produk produk yang kita konsumsi,
bagi kehidupan kita, mengapa seorang muslim harus peduli halal dan bagaimana
merelisasikan konsep halal sebagai lifestyle masyarakat kita.
MENGAPA
HARUS HALAL?
Sebagai seorang muslim, kita menyadari bahwa, standar
baik-buruk, terpuji-tercela adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT,
termasuk dalam hal apa apa yang kita konsumsi. Makanan dalam islam tidak hanya
sekedar bergizi semata, tapi lebih penting dari itu adalah makanan harus halal,
baik dari segi benda maupun cara memperolehnya.Allah SWT telah menetapkan
aturan tentang makanan dalam surat al baqarah ayat 168 yang artinya: “ wahai sekalian manusia, makanlah yang halal
lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah
langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”.
Ibnu Abbas telah meriwayatkan bahwa, ketika dibacakan
ayat di atas, Sa’ad bin Abi waqqas berdiri lalu berkata:” Wahai Rasulullah s.a.w. sudilah kiranya Engkau menjadikan diriku orang
yang diperkenankan doanya.” Maka rasulullah SAW menjawab;”Wahai sa’ad, makanlah
makanan yang halal, niscaya do’amu diperkenankan. Demi dzat yang jiwa Muhammad
berada dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya seseorang yang memasukkan
sesuap makanan haram ke dalam perutnya, benar benar tidak akan diperkenankan do’anya
selama empat puluh hari. Siapa saja di antara hamba Allah dagingnya tumbuh dari
makanan haram dan hasil riba, maka neraka lebih utama baginya”.
Allah SWT juga berfirman dalam surat Al baqarah ayat 172:
“ Hai orang orang yang beriman,makanlah
di antara rezeki yang baik baik”. Kemudian rasulullah s.a.w. menceritakan
seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan wajahnya kotor
penuh dengan debu menadahkan tangannyake langit seraya berseru: “ ya Robbku,
yaa Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram,dan
dia juga diberi makan dari jalan yang haram. Dengan demikian, bagaimana Allah
akan mengabulkan doanya? ( HR Muslim)
Oleh karena itu status produk yang kita konsumsi apakah
itu makanan, minuman, pakaian, kosmetika yang halal menjadi sebab
diperkenankannya doa dan terhindar dari neraka. Sebagai hamba, ketika doa kita
diabaikan oleh Allah, lalu kepada siapa kita meminta? Padahal Allahlah yang
menggenggam jiwa kita. Allah lah pemilik rizki yang akan dibagikan kepada
hamba- hambaNya. Allah lah yang mengaruniakan kesehatan bagi manusia. Allah lah
yang mengaruniakan keberkahan dlam kehidupan kita. Allah jualah yang memiliki
segala ke-Maha-an yang tidak pernah dimiliki oleh hamba-hambaNya.
Sebagai hamba yang lemah sudah semestinya kita senantiasa
taat dengan segala sesuatu yang Allah tetapkan, karena dengan itulah Allah
membahagiakan manusia, dan membuat manusia hidup penuh harmoni. Menjauhkan diri
dari produk yang haram adalah suatu keharusan, agar kita tidak tergolong orang
yang mengikuti langkah syetan, karena syetan adalah musuh yang akan mengajak
kita menjatuhkan diri dalam kehinaan dan panasnya api neraka
APA
ITU HALAL, APA ITU THOYYIB
Halal dalam makna bahasa berasal dari kata halla yang artinya terlepas atau tidak
terikat. Sedangkan secara syar’i, halal
artinya sesuatu yang dibolehkan oleh allah SWT dan aman bagi kehidupan dunia
dan akhirat pelakunya. Adapun makna haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh
Allah. Jika dilakukan akan mendapat kesengsaraan baik di dunia maupun di
akhirat.
Nah, berkaitan dengan produk yang kita konsumsi, Allah
telah menentukan sedikit saja hal yang diharamkan. Sebagaimana dalam al qur’an
surat al Baqarah ayat 173: ” sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi,dan daging hewan
yang disembelih dengan ( menyebut nama) selain Allah”. Demikian pula dalam
QS Al Baqarah ayat 219 dijelaskan:”
Mereka bertanya kepadamu ( Muhammad) tentang khamr dan judi, katakanlah,” pada
keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosanya
lebih besar daripada manfaatnya”. Dalam QS Al maidah ayat 3 disebutkan: “ Diharamkan bagimu ( memakan ) bangkai,
darah, daging babi, ( daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,
yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh ditanduk,dan yang diterkam binatang
buas, kecuali yang sempat kamu sembelih dan yang disembelih untuk berhala.
Selain dari alqur’an ada juga larangan mengkonsumsi yang
diharamkan tersebut dalam al hadits, seperti binatanng menjijikkan,binatang
yang tidak boleh dibunuh, binatang buas bertaring, binatang berkaki penerkam
dan keledai jinak.
Jika lihat dari dalil dalil tersebut, nampaknya hanya
sedikit saja yang diharamkan.
Adapun tentang makna Thoyyib, Allah SWT berfirman dalam Qs
Al Maidah ayat 88 yang artinya: “ Dan
makanlah makanan yang halal lagi Thayyib ( baik) dari apa yang telah dirizkikan
kepadau dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya”. Allah
telah memerintahkan kita untuk mengkonsumsi bukan hanya yang halal saja tapi
juga thoyyib agar hidup kita berkah, sehat dan terhindar dari hal- hal yang
membahayakan tubuh kita.Bahkan perintah ini disejajarkan dengan bertaqwa kepada
Allah, sebagai sebuah perintah yang jelas dan tegas.
Adapun kriteria makanan yang baik (thoyyib) setidaknya ada 4 hal, yaitu:
- Bergizi seimbang; mengandung zat yang diperlukan tubuh seperti karbohidrat, lemak, vitamin, protein, mineral dan serat. Sedangkan seimbang artinya mengandung nilai gizi yang proporsional sesuai kebutuhan tubuh.
- Higienis; tidak kotor dan terhindar dari kuman dan parasit yang berbahaya seperti salmonella dan cacing, juga sisa sisa pestisida yang menempel pada makanan bisa tereleminasi.
- Memasak yang benar; agar kuman dan parasit yang masih terbawa dalam makanan bisa mati tetapi juga tidak merusak kandungan gizi pada makanan karena dimasak terlalu lama.
- Hindari zat zat berbahaya; makanan sehat cirinya segar dan alami.Hindari makanan yang mengandung zat aditif kimia berbahaya seperti pengawet, pewarna, perasa dan pemanis sintetik.
Demikian pula kriteria thoyyib
pada produk lain yaitu kosmetika dan obatpun mengharuskan terhindarnya produk
dari bahan aditif yang membahayakan tubuh.
DAMPAK
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PANGAN, OBAT DAN KOSMETIKA
Perkembangan teknologi adalah tuntutan jaman, ketika
manusia menginginkan kehidupan yang semakin mudah dan nyaman. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teknologi pangan, obat dan
kosmetika. Perkembangan teknologi yang demikian pesatnya memunculkan produk
produk baru yang secara kasat mata seperti tidak bermasalah, namun secara
substansial telah banyak mengalami percampuran bahan tambahan yang tidak jelas
kehalalannya.
Nah, hukum Allah berlaku sepanjang kehidupan manusia dan dimanapun, termasuk di era teknologi yang
demikian pesatnya. Dalm dunia pangan, obat dan kosmetika masakini, tuntutan
untuk instan, tahan lama, dan menarik menyebabkan adanya bahan pembantu dan
tambahan pada produk. Dalam dunia pangan, bahan tambahan tersebut dinamakan BTP
( Bahan Tambahan Pangan). BTP adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja pada
makanan dalam jumlah kecil dengan tujuan memperbaiki penampakan, citarasa
( flavor), tekstur,dan memperpanjang
daya simpan, juga meningkatkan nilai gizi, seperti protein,mineral dan vitamin.
BHP ini ada yang alami dan ada yang buatan. Nah, persoalannya adalah apakah bahan tambahan
tersebut halal? Contohnya obat batuk. Dia terbuat dari campuran beberapa zat
kimia yang jika disatukan akan menggumpal.oleh karena itu dibutuhkan pelarut
agar tidak menggumpal. Bahan pelarut pada umumnya adalah alkohol.
Pertanyaannya, apakah alkohol yang digunakan tersebut termasuk khamr yang
diharamkan atau tidak? Disinilah letak titik kritis kehalalan produk yang mesti
disadari oleh ummat.
TIPS
MENCARI DAN MENGKONSUMSI PRODUK HALAL
Adalah hal penting dan mendasar bagi kita umat muslim
untuk memahami batasan halal dan haram sebagai pijakan untuk menjalankan gaya
hidup halal di kehidupan sehari hari. Nah apabila kita sudah mengetahui batasan
makanan dan minuman apa saja yang diharamkan oleh Allah, selanjutnya adalah
bagaimana kita bisa mendapatkan makanan dan minuman yang halal ditengah ribuan
bahkan jutaan produk yang tersedia dipasaran.
Ini adalah permasalahan besar bagi kaum muslimin, dengan kondisi saat ini yang masih belum memiliki
sumber sumber keilmuan untuk melakukan riset sendiri, produksi sendiri berbagai
macam kebutuhan makanan, minuman, kosmetika serta obat obatan, sehingga terjaga
kehalalannya.
Maka setidaknya ada tiga kunci yang perlu kita miliki
untuk mendapatkan konsumsi yang halal, yaitu:
- Knowing; mengetahui apa yang halal dan haram. Tentunya ini memerlukan media baik online maupun offline. Halal Corner jawa Timur merupakan salah satu komunitas bagian dari Halal Corner yang menyadari pentingnya proses knowing ini bagi masyarakat, dengan memberikan informasi tentang halal kepada masyarakat.
- Finding; dengan cara mencari produk produk yang telah bersertifikat halal. Mengapa? Hal ini sangat membantu masyarakat dalam memilih produk halal dengan keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang proses dan bahan substansi suatu produk. Disinilah perlunya sinergi yang baik antara MUI sebagai lembaga sertifikasi halal dengan komunitas yang membantu melakukan edukasi halal ke masyarakat. Be smart, umat islam harus cerdas dan kritis demi kemaslahatan mereka sendiri. Mari kita bersinergi memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat dengan halal. Para produsen makanan dan minuman serta obat maupun kosmetik harus sadar tentang besarnya tanggung jawab mereka di hadapan Allah nanti jika sampai tidak teliti terhadap barang yang mereka produksi dan distribusikan. Pun kita harus bahu membahu melakukan amar ma’ruf nahy munkar ketika ada produsen produsen nakal yang membodohi ummat dengan produk haram.Disinilah letak perjuangan kita sebagai mutiara ummat yang mengembalikan kebaikan islam dan ummatnya.
- Keeping; menjaga kehalalan dalam keseharian kita. Kita harus senantiasa bersikap wara’ atau hati hati. Semaksimal mungkin menghindari yang haram dan subhat didalam mengkonsumsi suatu produk. Mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara.
KHATIMAH
Kami dari Halal Corner Jawa Timur, sebagai bagian dari ummat yang mulia ini
mengajak kepada semua lini dari kaum
muslimin, termasuk dari ormas islam, MUI,UKM dan pemerintah, mari
bersinergi mewujudkan lifestyle halal
di masyarakat kita, agar kelak kita dapat berhujjah dengan tegaknya lutut kita dihadapan Allah bahwa kita telah
melakukan suatu upaya perbaikan bagi masyarakat yang menjadi tanggung jawab
kita semua. Semoga Allah meridloi langkah kita. Aamiin
Wallaahu a’lam bisshowab
disarikan dari makalah " Peduli Halal" oleh Ustdz Indah Rahma Zaida pada acara Kajian Halal Aisyiyah kab. Sidoarjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar