- (Gaya Hidup)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
"Dan tidaklah Aku Menciptakan Manusia dan Jin kecuali untuk menyembah(Ku). (Adz-Dzaariyaat : 56)
Saudaraku se Iman dan Islam, seperti yang tertulis dalam ayat di atas, penciptaan manusia dan jin itu tidak lain bertujuan untuk menyembah Allah Swt, maka sudah seharusnya semua yang kita perbuat, yang kita konsumsi, yang kita pikirkan, itu semua ditujukan untuk menyembahNya.
Namun, seperti yang kita lihat dan ketahui bersama, fenomena yang terjadi di sekitar kita saat ini, terutama di Indonesia khususnya, banyak saudara kita yang sudah melupakan, atau bahkan tidak memahami hal ini dengan baik. Sehingga yang terjadi adalah rusaknya bumi ini yang di akibatkan oleh ulah mereka sendiri, menurunnya kesejahteraan hidup, meningkatnya kriminalitas, bertambahnya jumlah orang yang sakit jiwa dsb.
Alangkah baiknya jika kita mengkaji ulang gaya hidup, menata ulang pemikiran, dan merubah pandangan kita terhadap dunia ini. Sederhana bukan berarti miskin, Islam menganjurkan kita untuk kaya, bahkan jika kembali melihat sejarah, Rasulullah dan para pengikutnya menjadi contoh nyata bahwa mereka bukanlah manusia miskin. Mereka kaya raya, dan mereka Tawadlu' dengan kekayaannya, menjemput rezekiNya dengan tujuan untuk medapat barokahNya, sehingga digunakan untuk berinfaq di jalanNya.
Maka marilah sejenak kita merenung, bahwa hidup di dunia ini layaknya seorang perantau. Ketika ia berangkat dari kampung halamannya untuk mengembara, tentu membutuhkan bekal yang cukup, persiapan yang matang, dan tujuan yang jelas, karena tanpa itu ia hanya akan menjadi musibah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dan ketika mengembara pun, semestinya ia tampil sederhana dan berpakaian secukupnya, yang dimana dengan pakaian itu bisa beribadah kepada Allah dengan khusyu' hingga sampai ke tujuan. Dan selayaknya pula ia tidak menampakkan harta dan bekalnya, karena jika ia bergaya layaknya bangsawan, menampilkan harta kekayaannya, sedangkan ia hanya seorang perantau, maka tak perlu menunggu lama, para penjahat akan selalu mengintainya dan menggodanya.
Terakhir, marilah kita meluruskan niat bersama bahwa hidup di dunia ini untuk mengumpulkan bekal, mengembara, dan pergi ke satu tujuan, Allah Swt.
Maka marilah sejenak kita merenung, bahwa hidup di dunia ini layaknya seorang perantau. Ketika ia berangkat dari kampung halamannya untuk mengembara, tentu membutuhkan bekal yang cukup, persiapan yang matang, dan tujuan yang jelas, karena tanpa itu ia hanya akan menjadi musibah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dan ketika mengembara pun, semestinya ia tampil sederhana dan berpakaian secukupnya, yang dimana dengan pakaian itu bisa beribadah kepada Allah dengan khusyu' hingga sampai ke tujuan. Dan selayaknya pula ia tidak menampakkan harta dan bekalnya, karena jika ia bergaya layaknya bangsawan, menampilkan harta kekayaannya, sedangkan ia hanya seorang perantau, maka tak perlu menunggu lama, para penjahat akan selalu mengintainya dan menggodanya.
Terakhir, marilah kita meluruskan niat bersama bahwa hidup di dunia ini untuk mengumpulkan bekal, mengembara, dan pergi ke satu tujuan, Allah Swt.
"Bekerja keras di dunia, apabila dilandasi dengan niat semata-mata karena Allah dan mengumpulkan bekal untuk di akhirat kelak, serta diikuti dengan jiwa dan pikiran yang jernih, maka tak ada temnpat yang layak baginya kecuali surgaNya. Sebaliknya, bekerja keras di dunia, apabila dilandasi dengan niat untuk mendapatkan dunia, dan disertai dengan hawa nafsu yang keji, maka neraka Allah satu-satunya tempat yang pantas baginya."
"Istirahat kita di dunia adalah berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain, dan istirahat yang kekal hanyalah di surgaNya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar