Masih dalam pembahasan
tentang kosmetika halal dan thoyyib, edisi kali ini kita akan mengupas tentang
penggunaan hormon dalam kosmetika.
Berbagai cara dilakukan oleh
manusia untuk mendapatkan penampilan yang tampak lebih baik, salah satunya
mereka memanfaatkan hormon sebagai preparat dalam kosmetika. Apa sebenarnya
fungsi hormon tersebut?
Hormon bisa dipakai sebagai
preparat kosmetika karena dapat menghambat proses penuaan kulit, menghilangkan
kerutan dan mencegah kulit tampak kering sehingga dihasilkan performance kulit
yang nampak lebih muda, lebih cantik, segar, atraktif dan lembut seperti kulit
bayi.
Hormon yang biasa dipakai dalam
kosmetika adalah hormon estrogen, ekstrak timus maupun hormon melantonin.Hormon
estrogen memiliki beberapa efek pada kulit, antara lain:
1.Menyebabkan proliferasi
pada sel sel epidermis sehingga epidermis menebal
2 Meningkatkan water
holding sehingga cell content epidermis bertambah
3.Meningkatkan pembentukan
serat serat elastin sehingga elastisitas kulit bertambah
4. Meningkatkan sirkulasi
darah pada kulit
5. Menyebabkan turgor kulit
bertambah
Semua hal tersebut akan
menghasilkan performance kulit menjadi segar dan lebih muda. Efek maksimum pada
kulit akan nampak setelah 30 hingga 50 hari pemakaian topikal. Namun jika
pemakaian topikal berakhir dan pengobatan dihentikan, maka kulit akan kembali
seperti semula. Maka bisa dikatakan sifat perubahan kondisi kulit akibat
penggunaan hormon ini sementara.
Pemakaian hormon secara
topikal pada kosmetika ini tidak dianjurkan karena efeknya sementara,tidak
berefek pada kulit yang fungsi hormon dan epidermisnya masih baik ( masih
muda) dan hanya berefek pada kulit dengan gejala atrofi senilis ( usia lanjut).
Selain itu efek topikal ini akan bisa dirasakan pada kulit apabila dosis
penggunaannya lebih dari 15.000 i.u /ounce. Dosis ini terlalu tinggi untuk
preparat kosmetik yang dipakai bebas dan dalam jangka waktu lama.